“Kami sangat menyesal atas gangguan yang dialami oleh pengguna kami di seluruh dunia. Kami sedang bekerja keras untuk mengidentifikasi dan memperbaiki masalah ini secepat mungkin,” kata Kurtz.
Menurut pernyataan resmi perusahaan, masalah ini disebabkan oleh konflik perangkat lunak yang terjadi ketika pembaruan baru diinstal pada perangkat pengguna. Konflik ini menyebabkan perangkat lunak Falcon mengganggu fungsi normal dari driver jaringan, yang pada gilirannya menyebabkan gangguan koneksi internet.
CrowdStrike telah mengerahkan tim teknis mereka untuk mengatasi masalah ini dengan prioritas tertinggi. Mereka telah merilis panduan pemulihan bagi pengguna yang terdampak, yang mencakup langkah-langkah untuk menghapus pembaruan yang bermasalah dan mengembalikan perangkat ke versi perangkat lunak sebelumnya.
“Kami berkomitmen untuk memulihkan layanan secepat mungkin dan memastikan bahwa insiden seperti ini tidak terjadi lagi di masa depan,” imbuh Kurtz.
Gangguan internet ini memiliki dampak luas di berbagai sektor. Perusahaan-perusahaan yang bergantung pada konektivitas internet untuk operasi sehari-hari mereka terpaksa menunda atau menghentikan sementara aktivitas mereka. Layanan keuangan, e-commerce, dan sektor komunikasi adalah beberapa yang paling terpukul oleh gangguan ini.
Di beberapa negara, layanan darurat dan infrastruktur kritis juga terkena dampaknya. Misalnya, di Inggris, beberapa rumah sakit melaporkan kesulitan dalam mengakses catatan medis digital, sementara di Jepang, beberapa sistem transportasi mengalami gangguan.
Pengguna individu juga tidak luput dari dampaknya. Banyak orang melaporkan kesulitan dalam mengakses email, media sosial, dan layanan streaming. Beberapa di antaranya bahkan mengeluh tentang gangguan pada perangkat rumah pintar mereka, seperti kamera keamanan dan sistem otomatisasi rumah. (AHK)