Lagu-lagu di awal karier bermusiknya antara lain, Judge Not, Terror, dan One Cup of Coffe (1962) yang liriknya merupakan refleksi atas bengisnya kolonialisme Inggris di Jamaika saat itu.
Kemudian Lagu Simmer Down yang bercerita tentang “rude boy”, panggilan bagi anak-anak geng yang hidup dalam tawuran dan kekerasan, lalu lagu No Woman No Cry (1975) yang liriknya berisikan hiburan dan penguatan mental terhadap kaum perempuan akibat kehilangan harga diri, keluarga, dan orang-orang yang dicintai sekitaran hidup mereka.
Tak jarang lagu-lagu Bob Marley juga mengusung ajakan revolusioner, semisal seruan perlawanan dalam lagu Get Up Stand Up dan berbagai lagu lainnya dalam album Burnin’ (1973) yang lewat karya-karyanya turut menyerukan semangat perdamaian bagi seluruh dunia.
Dengan memejamkan mata sembari berjingkrak-jingkrak dan mengacungkan kepalan tangan keatas, aksi panggung Bob Marley mampu menghipnotis semua penontonnya dan larut dalam setiap makna lagu-lagunya.
Aksi dramatis dan sangat menyentuh pun disajikan dalam konser The One Love Peace, ditengah ribuan penonton, Bob Marley mampu menghadirkan dua pemimpin politik yang bertikai (Michael Manley dan Edward Seaga), kemudian Bob Marley mengangkat tangan Manley dan Seaga lalu mengenggam dalam satu kepalan tangan pertanda berakhirnya persengketaan antara kedua politisi itu.
Bob Marley bisa dikatakan seorang nabi bagi musik reggae, namun hidupnya tak lama, Ia wafat pada 11 Mei 1981 di Miami Florida, AS.
Kepergiannya menimbulkan duka yang mendalam bagi kaum Rastafarian dan para pencinta musik reggae, akan tetapi karya-karyanya selalu abadi dalam keseharian hidup penggemarnya hingga saat ini. (AHK)