READNEWS.ID, JAKARTA – Dunia mengalami gangguan internet besar-besaran yang memengaruhi jutaan pengguna di berbagai negara. Gangguan ini disebabkan oleh pembaruan perangkat lunak yang dilakukan oleh CrowdStrike, sebuah perusahaan keamanan siber terkemuka yang berbasis di Amerika Serikat.
Pembaruan yang seharusnya meningkatkan keamanan dan kinerja perangkat lunak ternyata membawa dampak yang tidak diinginkan, menyebabkan terputusnya koneksi internet di berbagai wilayah.
Diketahui, CrowdStrike adalah perusahaan keamanan siber yang dikenal dengan produk utamanya, Falcon, sebuah platform perlindungan titik akhir yang menggunakan teknologi berbasis cloud.
Perusahaan tersebut didirikan pada tahun 2011 dan telah menjadi pemimpin dalam industri keamanan siber, memberikan layanan kepada perusahaan besar, organisasi pemerintah, dan berbagai entitas lainnya di seluruh dunia.
Hal itu bermula pada Kamis malam (18/07/2024), tim teknis CrowdStrike mulai meluncurkan pembaruan besar-besaran untuk perangkat lunak Falcon mereka.
Pembaruan ini mencakup peningkatan keamanan, perbaikan bug, dan fitur-fitur baru yang diharapkan dapat memberikan perlindungan yang lebih baik bagi pengguna. Namun, dalam beberapa jam setelah pembaruan diluncurkan, mulai muncul laporan tentang masalah konektivitas internet dari berbagai penjuru dunia.
Masalah ini pertama kali dilaporkan oleh pengguna di Eropa, diikuti oleh pengguna di Asia, Amerika Utara, dan Amerika Selatan. Dalam beberapa kasus, pengguna melaporkan kehilangan total koneksi internet, sementara yang lain mengalami penurunan kecepatan yang signifikan dan masalah stabilitas.
George Kurtz, CEO CrowdStrike, kemudian mengeluarkan pernyataan resmi pada Jumat pagi (19/07/2024), mengakui bahwa pembaruan tersebut telah menyebabkan gangguan yang tidak terduga.
“Kami sangat menyesal atas gangguan yang dialami oleh pengguna kami di seluruh dunia. Kami sedang bekerja keras untuk mengidentifikasi dan memperbaiki masalah ini secepat mungkin,” kata Kurtz.
Menurut pernyataan resmi perusahaan, masalah ini disebabkan oleh konflik perangkat lunak yang terjadi ketika pembaruan baru diinstal pada perangkat pengguna. Konflik ini menyebabkan perangkat lunak Falcon mengganggu fungsi normal dari driver jaringan, yang pada gilirannya menyebabkan gangguan koneksi internet.
CrowdStrike telah mengerahkan tim teknis mereka untuk mengatasi masalah ini dengan prioritas tertinggi. Mereka telah merilis panduan pemulihan bagi pengguna yang terdampak, yang mencakup langkah-langkah untuk menghapus pembaruan yang bermasalah dan mengembalikan perangkat ke versi perangkat lunak sebelumnya.
“Kami berkomitmen untuk memulihkan layanan secepat mungkin dan memastikan bahwa insiden seperti ini tidak terjadi lagi di masa depan,” imbuh Kurtz.
Gangguan internet ini memiliki dampak luas di berbagai sektor. Perusahaan-perusahaan yang bergantung pada konektivitas internet untuk operasi sehari-hari mereka terpaksa menunda atau menghentikan sementara aktivitas mereka. Layanan keuangan, e-commerce, dan sektor komunikasi adalah beberapa yang paling terpukul oleh gangguan ini.
Di beberapa negara, layanan darurat dan infrastruktur kritis juga terkena dampaknya. Misalnya, di Inggris, beberapa rumah sakit melaporkan kesulitan dalam mengakses catatan medis digital, sementara di Jepang, beberapa sistem transportasi mengalami gangguan.
Pengguna individu juga tidak luput dari dampaknya. Banyak orang melaporkan kesulitan dalam mengakses email, media sosial, dan layanan streaming. Beberapa di antaranya bahkan mengeluh tentang gangguan pada perangkat rumah pintar mereka, seperti kamera keamanan dan sistem otomatisasi rumah. (AHK)