“Saban tahun, Nursery memproduksi sekitar 48.000 bibit tanaman lokal. Misalnya jenis, Torop (Artocarpus elasticus), Simarbaliding (Ixonanthes reticulata), Medang (Litsea elliptica), Pulai (Alstonia scholaris), Kapur Barus (Dryobalanopssp), dan Kruing (Dipterocarpus sp),” rincinya.
Kata Mahmud, Perusahaan telah menerapkan sejumlah metode pembibitan di Nursery. Salah satunya, seed ball yang merupakan bulatan kecil berdiameter 20 hingg 30 Cm berisi tanah pucuk, pupuk kompos, dan biji-biji tanaman.
Sambungnya, benih tanaman tersebut nantinya di lempar ke area Hutan alam atau reklamasi. Khususnya untuk keperluan pengayaan tanaman lokal maupun restorasi ekosistem. Selain di lempar langsung, penanam bisa juga menjatuhkan seed ball bisa memakai bantuan helikopter (aeroseedling).
“PT AR juga menerapkan metode lain di Nursery antara lain, pengembangan teknologi kultur jaringan, penanaman pillow ball, dan penanaman hydroseeding,” bebernya.
Hadiah Rp67,5 Juta
Sebagai penutup, Lomba Desa Ramah Lingkungan se-Kecamatan Batang Toru dan Muara Batang Toru, turut memeriahkan perayaan Hari Lingkungan Hidup Sedunia ini dengan total hadiah senilai Rp67,5 juta.
Desa Garoga meraih juara pertama. Sedangkan Desa Hapesong Baru menduduki juara kedua. Dan Desa Pardamean, berhasil merebut juara ketiga. Adapun, juara harapan pertama jatuh ke Kelurahan Aek Pining.
Kemudian, juara harapan kedua, jatuh ke Desa Wek III. Serta, juara harapan ketiga jatuh ke Desa Hutabaru Siagian. Sebagai informasi, menjelang Hari Lingkungan Hidup Sedunia pada 5 Juni lalu, PT AR melakukan aksi tanam 60.000 bibit Mangrove.
Selain itu, PT AR juga menebar 50.000 bibit kerang dan kepiting di lahan seluas 19 Hektare. Lokasinya, berada di Kelurahan Kalangan dan Desa Sitio-tio Hilir, Kecamatan Pandan, Tapanuli Tengah.
Dengan aksi penanaman kedua kalinya ini, PT AR telah menanam Mangrove sejak 2023 sebanyak 90.000 bibit di area seluas 29 Hektare. Di ranah edukasi dan sosialisasi, PT AR juga menyelenggarakan seminar.
Tema seminar sendiri, yaitu “Strategi Restorasi Lahan dalam Mendukung Mitigasi Perubahan Iklim dan Konservasi Ekosistem Hutan Hujan Tropis”.
Sekitar 150 orang menghadiri seminar secara daring dan luring dengan menghadirkan dua pemateri, yakni Guru Besar dan Dosen Fakultas Kehutanan USU, Prof Dr Delvian serta Team Leader Panduan Penilaian Non-Carbon Benefits Implementasi REDD+, Dr Phil Iding A Haidir.
Bukti Kurangi Dampak Negatif ke Lingkungan
Terpisah, Kepala Desa Garoga, Risman Rambe, mengatakan kemenangan Desa-nya merupakan bukti suksesnya warga dalam mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan. Serta, menciptakan lingkungan yang sehat dan lestari.
“Hadiah lomba senilai Rp20 juta. Hadiahnya, akan kami gunakan untuk menambah kas Desa. Tujuannya, guna membeli 1 unit Ambulans Desa yang akan sangat bermanfaat bagi warga,” tukas Risman.