READNEWS.ID,BALUT – Pelaksanaan pekerjaan pembangunan bandara Banggai Laut dan ragam dinamika yang menyertainya makin menarik untuk diamati.

Seperti diketahui, untuk kelancaran proses pengadaan material galian C untuk dukungan pembangunan fasilitas non runway, pihak perusahaan PT.WIKA-PJIP-KSO telah mengusahakan pembangunan Jetty (jembatan tambat, red) di wilayah desa Lokotoy, kecamatan Banggai Utara.

Pembangunan itu kemudian dihentikan karena mendapat protes warga dan aktivis lingkungan.

Tak menyerah, PT.Wika/Kso lantas memindahkan lokasi Jetty ke pantai Bakum di desa Kendek.

Belajar dari pengalaman pahit sebelumnya, kali ini pelaksana lebih berhati-hati dan memilih menyelesaikan sejumlah prosedur rekomendasi dan perijinan.

Saat disatroni awak media ke kantor operasional PT.WIKA di desa Kendek, pihak perusahaan menerangkan bahwa sejauh ini terkait pembangunan Jetty mereka telah kantongi tiga rekomendasi yakni dari pemerintah desa Kendek, rekomendasi kecamatan dan rekomendasi kesesuaian tata ruang dari dinas PUPR Balut.

“Iya kami lagi mengurus semuanya. Sementara ini yang sudah ada rekom Desa, rekom Kecamatan serta dari dinas PU,” terang Yoga, site manager pembangunan Bandara Balut, Senin (7/8) kemarin.

Menariknya, sebelum itu readnews.id telah menyambangi dan meminta penjelasan dinas Lingkungan Hidup Balut dan sejumlah instansi terkait.

Kepala dinas LH, Djeni Manyunya yang ditemui Senin (7/8) terkesan menghindar dan mewakilkan konfirmasi ke sekretaris dinas, Syarif Pataboga yang didampingi dua staf teknis.

Syarif Pataboga sebelumnya pernah menjabat Camat Banggai Utara.

Sebagai mantan penguasa wilayah di lokasi pembangunan Bandara, secara umum Syarif cukup kompeten dalam.hal pengenalan kewilayahan dan psikologi sosial masyarakat terkait proyek tersebut dan aspek-aspek turunannya.

Ramadhan 2025